Informasi terbaru Meriah HUT ke-6 Pagar Alam
Pagar Alamâ€" Untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan ke-6, 21 Juni 2007 mendatang, Pemkot Pagar Alam menggelar berbagai kegiatan. Mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), kelurahan hingga kecamatan dan kota.

Ketua Panitia HUT Pagar Alam Drs H A Fachri MM didampingi Asisten II Ir H Ismail MTP, mengatakan, lomba tersebut di antaranya lomba RT dan kelurahan terbersih dan terkotor. Lomba olahraga seperti futsal, bola voli, tarik tambang, lari karung, bakiah, sepak bola pakai sarung, lomba rakit dan berbagai kegiatan sosial.

Dikatakannya, sejumlah perlombaan ada yang sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. “Misalnya lomba ketangkasan atau olahraga. Diharapkan selesai sebelum puncak perayaan HUT kota pada 21 Juni,” bebernya.

Fachri menambahkan, untuk mempermudah mengkoordinir setiap kegiatan, kegiatan diserahkan kepada pihak kelurahan, kecamatan dan untuk PNS di satuan kerja (satker) masing-masing. “Setiap perlombaan dipusatkan di sejumlah lokasi yang strategis seperti di Alun-alun Pagar Alam, Kantor Wali Kota Pagar Alam, dan Kompleks Kantor PU. Kemudian di kompleks perkantoran Dinas Kesehatan dan sejumlah tempat lainnya,” ujarnya.

Selain kegiatan tersebut, ada juga event tingkat Sumatera Selatan bahkan nasional seperti lomba lari Dempo 10 K dan Off Road Dempo Adventure di kawasan wisata Gunung Dempo. Juga kegiatan kesenian seperti barongsai, tambur, dan kuda kepang. Sedangkan puncak peringatan HUT, 21 Juni akan diisi upacara dan pesta rakyat.

Sumber : www.sumeks.co.id
Tinggalkan komentar anda tentang Meriah HUT ke-6 Pagar Alam

Informasi terbaru Malaysia Tawarkan Sekolah Murah
Padang- Kota Padang adalah satu dari enam Kota Besar yang dilirik Malaysia untuk menjadi tempat dilaksanakannya Malaysia Education Fair 2007 (Pameran Pendidikan Malaysia 2007). Hal ini bertanda baik bagi dunia pendidikan daerah ini.

Pasalnya, perhatian dunia luar mulai tertuju ke Sumbar. Salah satunya Malaysia. Bahkan, Malaysia Education Fair membuka kesempatan beasiswa bagi yang terpilih nantinya.Demikian dikatakan Konsultan Pendidikan di Atase Pendidikan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia untuk Indonesia, Topan M. Samudera, Jumat (6/7). Dikatakannya, selain Kota Padang yang menjadi pusat pameran untuk wilayah Sumatera Barat, Kota Pekanbaru, Pontianak, Balikpapan, Samarinda dan Medan juga akan menjadi tempat dilaksanakannya Malaysia Education Fair 2007.

”Untuk Kota Padang kita akan melaksanakannya pada tanggal 24 hingga 26 Juli mendatang, sedangkan untuk Kota Pekanbaru pada tanggal 21 hingga 23 Juli,” ujar Topan. Malaysia Education Fair 2007 ini diharapkan menjadi magnet bagi sejumlah siswa SLTA Sumbar, khususnya Kota Padang untuk dapat melanjutkan kuliah ke sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta terkemuka di Malaysia. ”Kita juga pernah mengadakan kegiatan tersebut pada tahun 2005 lalu, hasilnya luar biasa. Ternyata minat masyarakat Sumbar menimba ilmu ke jenjang yang lebih tinggi sangat besar,” pujinya.

Berdasarkan catatan Padang Ekspres, pada tahun 2005 lalu, Malaysia Education Fair juga telah melakukan promosi di Pangeran Beach Hotel. Hampir 1.500 pengunjung memadati Sati Hall di hotel tersebut. Acara yang berlangsung selama dua hari, 20-21 Desember 2005 itu mampu menarik minat sekitar 1.000 orang siswa untuk segera mendaftar langsung di ruang pameran tersebut. Saat itu, sebanyak 14 perguruan tinggi terkemuka di Malaysia dihadirkan dalam pameran tersebut. Terdiri atas enam Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan delapan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Adapun enam PTN tersebut, antara lain UTM, UITM, UQM, USM, UM dan UPM.

Dari sekian banyak siswa yang ikut mendaftar di PTN, rata-rata mengambil program studi S2 dan S3. Atase Pendidikan Malaysia Darsham Daud yang saat itu hadir mengaku, biaya pendidikan kuliah, khususnya S2 dan S3 di Malaysia sangat murah dibandingkan Indonesia. Hal itu disebabkan sejumlah sarana dan prasarana perkuliahan ditanggung seluruhnya oleh pemerintah. Untuk seorang mahasiswa hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 3-4 juta per tahun untuk biaya operasional kuliah.

Sumber : padangekspres.co.id
Tinggalkan komentar anda tentang Malaysia Tawarkan Sekolah Murah

Informasi terbaru Mahathir Terima Gelar Doktor (HC) dari Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh- Jika ingin membangun sumber daya manusia (SDM) yang mampu membangun negara, maka budaya konservatif perlu dihapus dan diganti dengan budaya progresif. Sebab, budaya progresif adalah budaya yang selalu ingin memperbaiki lagi apa yang sudah baik tanpa harus merusak hasil yang telah dicapai sebelumnya.

Demikian antara lain dikatakan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dr Mahathir Mohamad, dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Pembangunan Sumber Manusia dalam Pembangunan Negara”, di depan Sidang Senat Terbuka Luar Biasa penganugerahan gelar doktor Honoris Causa (doktor kehormatan) dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Kamis (3/5) kemarin.

Penganugeran gelar doktor HC kepada Mahathir Mohamad yang tertuang dalam SK Rektor Unsyiah Nomor 200 tahun 2007 tertanggal 25 April 2007 itu antara lain karena ia dianggap berjasa dalam merubah tatanan ekonomi serantau. Mahathir Mohamad dianggap sebagai peletak fondasi pembangunan ekonomi Malaysia, yang kini menjadi satu negara maju di Asia. “Beliau juga yang merancang dan meluncurkan Visi 2020 Malaysia pada 28 Februari 1991 lalu,” kata Rektor Unsyiah, Dr Darni M Daud dalam sambutannya pada saat penganugerahan gelar doktor HC pertama dari lembaga pendidikan tinggi kebanggaan masyarakat Aceh itu.

Selain sivitas akademika Unsyiah, rapat senat terbuka penganugerahan gelar doktor HC dalam bidang kepemimpinan dan pembangunan ekonomi kepada mantan PM Malaysia itu, antara lain dihadiri pula Gubernur Aceh yang diwakili Asisten III Setdaprov NAD Dermawan, pimpinan dan anggota DPRA, Wakil Walikota Banda Aceh Elliza Sa`aduddin Djamal, Walikota Sabang Munawarliza Zain, mantan Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud, para pejabat dari berbagai dinas/badan, unsur Muspida, dan sejumlah undangan lainnya.

Menurut Mahathir Mohamad, masyarakat atau negara yang konservatif, menurut Mahathir, adalah bangsa yang tidak suka perubahan. Sehingga mereka tidak mungkin maju seperti masyarakat yang progresif. “Masyarakat konservatif ingin kekal dengan cara lama, sementara yang progresif lebih suka mengejar hal yang lebih baik atau lebih canggih,” kata mantan PM ke-4 negera jiran Malaysia itu.

Dikatakan, dalam membentuk budaya progresif tersebut banyak nilai mulia dalam ajaran Islam yang harus dipelajari dan diamalkan. Nilai itu, sebutnya, antara lain sifat amanah, rajin, tekun, menolak segala jenis korupsi, dan tulus. Tanpa nilai tersebut, lanjut Mahathir, ilmu dan kepandaian tidak dapat digunakan untuk membangun negara.

Ia juga mengatakan, sifat lain yang ikut mendukung terbentuknya budaya yang baik adalah perasaan malu. Dengan adanya budaya malu, maka siapa pun orangnya pasti tak akan melakukan perbuatan yang salah. “Dengan memiliki perasaan malu, kita tidak tidak akan ambil apa yang bukan hak kita. Kita tidak akan mencuri atau menerima sogokan, dan bahkan kita tidak akan menyalahgunakan kekuasaan,” tandasnya.

Setelah memiliki nilai-nilai mulia dan membentuk budaya progresif yang sesuai dengan kemajuan, menurut Mahathir, barulah penguasaan ilmu pengetahuan akan menghasilkan SDM berkualitas yang mampu membangun negara menuju kemajuan di berbagai sektor pembangunan.

Sebab, katanya, SDM merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Pada kesempatan itu ia juga mengatakan, negara maju ialah negara yang memilki ilmu pengetahuan dan kemampuan lebih dalam mengatasi berbagai kelemahan serta kekurangan yang terjadi di negaranya. “Gedung pencakar langit tidak mencerminkan suatu negara itu dikatakan maju, tanpa diiringi perkembangan ilmu pengetahuan yang baik dari masyarakat dalam memberikan konstribusi bagi pembangunan,” katanya.

Untuk menciptakan SDM yang berkualitas, kata Mahathir, perlu adanya upaya dari masyarakat untuk menumbuhkan keinginan memperbaiki berbagai kekurangan yang pernah dilakukan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan budaya mulia sesuai dengan ajaran Islam.

Di samping itu, ia juga menyatakan perlunya perlindungan terhadap pengusaha dalam rangka menambah nilai perdagangan dalam membangun perekonomian masyarakat di suatu negara. “Negara yang ingin maju perlu memberikan perlindungan kepada pengusaha. Karena perdagangan merupakan peluang terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat, selain penambah devisa negara,” ujarnya.

Nilai hidup terpenting yang juga harus dimiliki oleh manusia, sambungnya, adalah disiplin atau ketertiban dalam melakukan segala kegiatan. Menurutnya, bangsa yang disiplin akan dapat menjaga nafsu dan kepentingan pribadi. Hal itu terjadi karena mereka mematuhi semua aturan dan hukuman yang telah ditentukan. “Sebagai orang Islam kita harus sadar akan pentingnya disiplin,” katanya.

Penganugerahan gelar doktor kehormatan itu berlangsung di gedung Pusat Akademik Prof Dr Dayan Dawood, diwarnai aksi “tutup mulut” belasan mahasiswa dari Pemerintah Mahasiswa (Pema) Unsyiah. Aksi tersebut merupakan bentuk protes mereka terhadap ancaman hukuman mati puluhan warga Aceh di Malaysia.

Dalam orasinya, utusan mahasiawa itu mengaku tidak keberatan dengan penganugerahan gelar HC kepada mantan PM Malaysia itu. Namun mereka mengharapkan pemerintah Malaysia dapat mengurangi hukuman terhadap puluhan warga Aceh yang kini terancam dihukum gantung di negeri jiran tersebut.

Hukuman gantung
Sementara itu, saat konferensi pers dengan sejumlah wartawan, Mahathir mengatakan, tidak ada perbedaan perlakuan bagi siapa pun pelanggar undang-undang di negaranya termasuk warga negara asing. “Undang-undang Malaysia menyatakan siapa saja yang mengedarkan dadah (narkotika) kalau tertangkap dan terbukti, maka akan dikenakan hukuman gantung,” katanya menanggapi pertanyaan wartawan terkait informasi yang menyebutkan sejumlah warga Aceh di Malaysia kini terancam dihukum gantung akibat terlibat dadah.

Menurutnya, di Malaysia hukuman mati akan dijatuhkan kepada siapa saja yang terbukti bersalah termasuk warga Malaysia sendiri. “Kita juga sudah pernah menjatuhkan hukuman gantung kepada dua warga negara Australia dan seorang warga Amerika Serikat. Walaupun diprotes, namun hukuman itu harus tetap dijalankan, karena UU mengamanatkan demikian,” tandasnya.

Bila warga Aceh maupun orang asing yang terbukti mengedarkan ganja tidak dihukum mati, maka itu dianggap tidak adil karena hukum Malaysia berlaku bagi semua pihak. “Warga Malaysia saja dibunuh, sementara warga Aceh tidak diihukum. Itu kan tidak adil. Karena itu jika terbukti maka hukuman tersebut harus tetap dijalankan,” katanya seraya menyatakan dirinya tidak tahu pasti berapa orang warga Aceh yang kini terancam hukuman mati di negaranya.

Riwayat hidup Mahathir
Mahathir Mohamad Lahir di Alor Setar Kedah, 20 Desember 1925. Ia adalah anak dari pasangan Mohamad bin Iskandar dan Wan empawan binti Wan Hanafi. Mahathir adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Istrinya bernama Tun Dr Siti Hasmah. Sejak menikah pada Agustus 1956, pasangan Mahathir-Hasmah sudah dianugerahi tujuh orang anak yaitu Marina (kini Datin Paduka Marina-red), Mirzan, Melinda, Mokhzani (kini Datuk Mokhzani-red), Mukriz (kini datuk Mukriz-red), Maizura, dan Mazhar.

Mahathir mengawali pendidikannya di Sekolah Melayu Seberang Perak pada tahun 1930 dan melanjutkan pengajian menegah di Goverment English Scholl, Alor Setar dan tamat pada tahun 1945. Dalam tahun 1947, Mahathir ditawarkan beasiswa oleh Pemerintah Kedah untuk melanjutkan pendidikan dalam bidang kedokteran di King Edward VII College of Medicine, Singapura. Tahun 1953, ia dianugerahi ijazah dokter oleh University of Malaya. Tahun 1954, Mahathir dilantik sebagai dokter di Hospitasl Besar Alor Setar.

Namun, di tahun 1957 Mahathir berhenti dari dokter pemerintah. Hal itu telah memungkinkan Mahathir untuk melakukan aktivitas politik. Pada Pemilu tahun 1964, ia memenangi kursi parlemen dan dilantik sebagai anggota parlemen Kota Setar. Saat itulah Mahathir mulai dikenal masyarakat dan mulai memasuki rimba perpolitikan Malaysia.

Tahun 1974, Mahathir dilantik sebagai senator. Namun akhirnya ia mengudurkan dari dari jabatan tersebut karena dalam Pemilu 1974 ia terpilih sebagai Menteri Pendidikan.

Sehubungan dengan meninggalnya Tun Abdul Razak dan pelantikan Tun Hussein Onn sebagai PM Malaysia ke-3 dan Presiden UMNO, Mahathir dilantik sebagai Wakil PM sekaligus wakil presiden partai.

Kemenangan Mahathir pada Pemilu 1978 telah memungkinkan dirinya mempertahankan jabatan dalam kabinet dan partai. Akhirnya, pada 16 Juli 1981 seiring dengan mundurnya Tun Hussein Onn dari jabatan PM karena alasan kesehatan, Mahathir dipilih sebagai PM ke-4 Malaysia dan Presiden UMNO pada usia 55 tahun.

Mahathir digelar dengan “Bapak Pemodrenan Malaysia” dan menjadi pemimpin terlama yang memegang jabatan PM Malaysia yaitu dari 16 Juli 1981 sampai 31 Oktober 2003. Sepanjang 22 tahun menjalankan roda pemerintahan, banyak kemajuan dan pembangunan yang telah dirancang dan dilaksanakan Mahathir. Karena itu, tak salah jika Majalah Asiaweek pada tahun 1997 menempatkan Mahathir Mohamad di posisi kedua dalam 50 figur yang paling berkuasa di Asia.

Sumber : Serambi Indonesia
Tinggalkan komentar anda tentang Mahathir Terima Gelar Doktor (HC) dari Universitas Syiah Kuala