Obat herbal memang selalu menjadi pilihan yang tidak bisa kita hindari penggunaannya. OBAT TRADISIONAL memiliki efek samping yang bisa di bilang nihil alias tidak ada efek sampingnya. Sayapun juga kalau diberikan pilihan akan lebih memilih menggunakan obat alami yang memang terbukti tanpa efek samping jika di gunakan dengan benar dan kealamian dari obat tersebut bisa di jamin 100%.

Dan jika kita bandingkan dengan obat modern yang mengandung zat kimia yang demikian banyaknya, obat alami dalam beberapa penyakit memang bisa di bilang lambat dalam reaksinya. Obat kimia cenderung bereaksi lebih cepat di bandingkan dengan obat yang alami. Namun tentu saja ada konsekuensi yang harus kita tanggung jika menggunakan obat yang berkimia, ya anda benar sekali, efek sampingnya yang besar jika di gunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Nah dari kedua jenis obat ini, tentu anda yang membaca artikel ini bisa mengetahui dan bisa memilah obat mana yang mestinya anda gunakan di saat tertentu. Pilihan kembali kepada anda, mau OBAT HERBAL atau kimia.

Informasi terbaru Wisata Bengkulu Akan Dijual Ke Pasar Dunia
Potensi pariwisata di Provinsi Bengkulu sudah layak disejajarkan dengan Bali, sehingga layak dipasarkan ke seluruh wisatawan mancanegara, kata Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamudin.

Pernyataan itu disampaikan melalui Asisten III Pemprov Bengkulu, Mardiansyah di Bengkulu, Kamis mengatakan, wisata Pantai Panjang Bengkulu tumbuh secara alami dan dihiasi perkampungan tradisional yang ramah terhadap wisata asing.

Langkah awal untuk mewujudkan target tersebut, kata dia, instansi terkait mesti mendata potensi wisata yang ada di Bengkulu, termasuk di kawasan Pantai Panjang, kemudian dikemas dalam proposal yang siap jual.

Dalam memasarkan objek wisata Bengkulu, kata dia, disarankan bekerja sama dengan sektor swasta dalam bidang promosi, karena swasta yang bergerak di bidang jasa pariwisata lebih profesional.

Tidak hanya bermitra dengan sektor swasta, kata dia, namun perlu merangkul dinas atau instansi lain yang masih berhubungan dengan bidang wisata dengan kerja sama saling menguntungkan, karena langkah tersebut merupakan strategi pemasaran.

Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu Drs Agus mengatakan, objek wisata yang akan ditawarkan ke mancanegara itu selain kawasan Pantai Panjang, juga obyek wisata sejarah Benteng Marlborough peninggalan Inggris.

Selain itu, juga ada rumah peninggalan proklamator bangsa Soekarno yang juga Presiden RI pertama, serta wisata gunung Bukit Kaba di Kabupaten Rejang Lebong, dan air terjun sembilan tingkat di Kabupaten Bengkulu Utara.

Wisata alam yang ada di Bengkulu juga terdapat dalam kawasan hutan lindung alami, terutama menghubungkan Kota Bengkulu- Kepahiang di perbatasan Bengkulu-Lampung, karena di dalamnya terdapat bunga langka Rafflesia Arnoldi, katanya. (ras/RAS/ant)

Sumber: http://vibizdaily.com
Tinggalkan komentar anda tentang Wisata Bengkulu Akan Dijual Ke Pasar Dunia

Informasi terbaru Restorasi Benteng di Maluku Utara Terkendala
Ternate - Minimnya data sejarah menyebabkan restorasi 37 benteng peninggalan Belanda, Spanyol, dan Portugis di Provinsi Maluku Utara sulit dilakukan. Data sejarah diperlukan agar pembangunan kembali benteng tidak berubah dari bentuk aslinya.

Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Ternate Laode Muhammad Aksa di Ternate, Senin (29/3), mengatakan, pengumpulan data sejarah sekarang sedang dilakukan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. ”Pencarian data tidak hanya di arsip nasional, tetapi juga mencari ke Belanda dan Portugis,” ujarnya.

BP3 Ternate saat ini sedang menginventarisasi semua benteng di Maluku Utara untuk melihat kondisi benteng-benteng itu. ”Jika nanti data sejarah terkumpul dan proses inventarisasi tuntas, barulah ditentukan benteng akan dibangun kembali, dipugar, atau dibiarkan seperti kondisi yang ada sekarang, tetapi dirawat dan dijaga,” katanya.

Penentuan itu tergantung dari seberapa lengkap data historis yang diperoleh. ”Kalau datanya minim, kami tidak bisa merestorasi karena bisa-bisa melenceng dari wujud benteng yang aslinya,” ujar Laode.

Berdasarkan pendataan BP3 Ternate, tidak sedikit benteng di Maluku Utara yang konstruksinya sekarang rusak. Bahkan, menurut Laode, ada benteng yang menyisakan fondasinya saja atau tembok batu yang panjangnya tinggal beberapa meter.

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya upaya perawatan benteng-benteng tersebut, seperti yang terlihat di Benteng Torre, benteng di Tidore.

Berdasarkan pengamatan Kompas, Minggu (28/3), rumput liar dibiarkan memanjang di benteng tersebut. Bahkan, lahan di dalam benteng dipakai sebagai lokasi berkebun oleh warga setempat.

Laode mengatakan, selain menginventarisasi benteng-benteng di Maluku Utara, pihaknya juga berupaya mengajak warga untuk terlibat merawat bangunan-bangunan bersejarah tersebut. ”Juru pelihara di setiap benteng juga kami tekankan agar lebih menjaga kebersihan benteng,” ujarnya.

Benteng di Maluku Utara yang tersebar di 37 lokasi yang dibangun mulai abad ke-15 Masehi oleh Portugis, Spanyol, dan Belanda menunjukkan pentingnya kawasan itu, terutama Ternate dan Tidore, di mata dunia internasional pada masa itu karena hasil rempah-rempahnya. (APA)

Sumber: http://cetak.kompas.com
Tinggalkan komentar anda tentang Restorasi Benteng di Maluku Utara Terkendala