Informasi terbaru Kesenian Indonesia Pukau Bosnia
LONDON, -Kesenian Indonesia berupa tari tarian seperti tari Kuala Deli Mak Inang, Tor-tor Tandok, Sekar Jagad, Siutte Manis, Jaipongan Ronggeng Beken, Ngarojeng, dan Jejer Jaran Dawuk tampil memukau di kota Lukavac Premier Propinsi Tusla, Bosnia Herzegovina.

Sekretaris Kedua Pensosbud, KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden ANTARA News London, Rabu mengatakan pertunjukan mendapat sambut meriah hadirin yang memadati tenda raksasa yang khusus dibangun untuk acara pertunjukan seni dan bussines KBRI Budapest .

Tim kesenian Indonesia juga menampilkan musik Gondang Batak dan Rindik Bali dalam acara pembukaan paviliun Indonesia di arena Pameran Turisme Internasional Lukavac.

Para penari dan pemusik yang ambil bagian dalam acara tersebut diantaranya delapan penari yaitu Nikolet Agonac, Sebastian Purwanto, Renata dan Bianka Permadi, Veronica Kis, Alexander Riyanto, Virag Polgar dan Riskanty Kanaan serta enam pemusik yaitu Gabor Nemeth, Peter Silagyi, Andras Terfy, Jarot Raharjo, Agus Rohman dan Yudhi Gunawan.

Dalam tenda tertutup dan agak panas, Musik gondang Batak menampilkan dua lagu yakni Sigulempong dan Sinanggar Tulo tidak mengurangi antusiasme penonton untuk mengikuti pagelaran hingga selesai.

Bahkan pada akhir acara, para penonton berebut naik ke atas panggung untuk berfoto bersama penari dan pemusik.

Walikota Lukavac, Dzevad Mujkic dan Direktur Lukavac Fair, Huhanovic, menyampaikan terima kasihnya kepada KBRI Budapest atas pagelaran seni budaya tersebut dan menyampaikan undangan agar KBRI Budapest dapat kembali berpartisipasi pada kegiatan yang sama untuk tahun depan.

Tujuh tarian dan dua musik tradisional memukau para penonton, diantaranya para pejabat Propinsi Tusla dan kota Lukavac yang memberikan sambutan riuh-gemuruh.

Pagelaran tari dan musik ini mendapatkan liputan media dan televisi Bosnia Herzegovina, Annie Puspa Rosita.

Sumber : http://oase.kompas.com
Tinggalkan komentar anda tentang Kesenian Indonesia Pukau Bosnia

Informasi terbaru Hilangnya nilai mistis dan magis keris
SEKAYU - Dari cerita dan latar belakangnya yang bersejarah, tosan aji (keris), sering dikaitkan dengan halhal mistis dan magis. Sehingga sebagian masyarakat ada yang menyalahgunakannya. Namun pernyataan itu dibantah keras Empu Toto Brojodiningrat, Besalen Tosan Aji "Brojodiningrat" Kartasura Surakarta, saat mengisi acara Seminar bertema "Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Budaya Tosan Aji", yang diselenggarakan Sekretariat Bersama Paguyuban Keris Jawa Tengah (Kertabtara), di Aula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, Sabtu (31/7) lalu.

Dia menganggap, sebuah keris merupakan benda bersejarah yang memiliki nilai kebudayaan yang tinggi. Merupakan kesalahan besar, jika menilai keris itu memiliki unsur mistis dan magis. Justru, keris mempunyai ikatan batin yang kuat antara pembuat (empu), dan Sang Pencipta. "Saat membuat keris kan kita berdoa kepada Tuhan.

Jadi, keris itu sarananya, bukan malah mistis, tapi suci," terang Toto. Dia pun tidak setuju, adanya adegan perfilman yang sering mendiskripsikan keris dengan dunia makhluk halus. Pasalnya, keris merupakan benda suci yang terbuat dari bahan-bahan yang justru ditakuti makhluk halus.

"Harusnya setan itu takut sama keris bukan malah kawannya keris. Adegan dalam film-film itu salah," ungkap dia, menilai beberapa film horor yang sering menyalahartikan keris.

Hal senada juga diungkapkan M Ng Suyanto Wiryocurigo, Besalen Pasopati Solo. Dia mengatakan, jika membuat sebuah keris tak semudah membuat bendabenda biasanya. Keris dibuat dengan melalui beberapa tahap dan bahan-bahan yang bisa dibilang sederhana. Di antaranya, besalen, paron (landasan tempa), palu, besi tempa, baja, pamor (batu meteor), dan arang kayu jati kualitas baik.

Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo, yang membuka acara ini juga memberikan komentarnya. Dia mengatakan, jika sejarah keris mencerminkan perkembangan peradaban manusia. Dahulu manusia diciptakan sendiri, kemudian berkelompok menjadi sebuah komunitas. Untuk mempertahankan hidup, manusia harus berburu mencari makanan. Tentunya dibutuhkan sebuah alat untuk membunuh binatang buruan, dari mulai batu, panah hingga sebuah keris.

Dikelola
"Semuanya itu berkembang. Jadi sekarang ini juga harus terus dikembangkan. Melalui peningkatan kualitas kebudayaannya," ujar Bibit. Dia pun tak sependapat, jika keris punya unsur magis. Menurutnya, sebuah keris mempunyai makna yang dalam, jika dibarengi dengan tingkah laku masyarakat yang baik, terhormat dan terpuji.

Dengan demikian, karakter bangsa bisa kembali dicapai melalui kebudayaan keris ini. Bibit pun menginginkan, jika tosan aji atau keris dikelola dengan baik. Hal itu bisa memperkaya khasanah kebudayaan bangsa dan daerah Jawa Tengah.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melestarikan budaya bangsa sendiri. Sama halnya dengan daerah. Daerah yang besar adalah daerah yang mampu melestarikan budaya daerah sendiri," sebut Bibit.

Untuk itu, dia mengharapkan agar keris bisa menjadi budaya bagi masyarakat Jawa Tengah. Nilai-nilai luhur yang ada pada keris harus dilestarikan dengan baik. Tak hanya itu, dia mengharapkan pengurus Kertabrata bisa terus meningkatkan kualitas kebudayaan keris, dengan memproduksi keris untuk dijadikan suvenir.

"Kalau begitu kan bisa melestarikan budaya Jawa Tengah. Selain itu, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga kesejahteraan bisa meningkat," harap gubernur. dew-Am

Sumber : http://www.wawasandigital.com
Tinggalkan komentar anda tentang Hilangnya nilai mistis dan magis keris

Informasi terbaru Tarian Kreasi Baru Indonesia Tampil Di Festival Brisbane
Jakarta, Dua karya tari kreasi baru, yang menonjolkan penggabungan seni tradisional dan modern, ditampilkan di Brisbane Powerhouse Theatre sebagai bagian dari Festival Brisbane, 7 hingga 12 September 2010.

Sumber resmi di Kedutaan Besar Australia di Jakarta menyebutkan karya tari kreasi baru ini kontemporer dan asli dengan dasar seni tari Minangkabau. Penata tari yang mengisahkan keunikan Indonesia ini adalah Ery Mefri --dari Kelompok Tari Nan Jombang-- dan Hartati.

Dua tarian tersebut berjudul Sang Hawa dan Rantau Berbisik. Sang Hawa menceritakan perenungan wanita pertama dalam kisah penciptaan. Kisah yang diangkat mengimani secara bersama bersama semua unsur keberagaman agama. Sedangkan Rantau Berbisik terinspirasi tradisi lama pria Minang yang merantau ke berbagai pulau untuk mencari rezeki.

Kelompok Tari Nan Jombang melakukan pentas di luar negeri untuk pertama kalinya di Brisbane Powerhouse pada 2007. Sejak itu, berlanjut ke berbagai pentas di Australia, Filipina dan Jepang. Selama kunjungan ke Australia kali ini, Nan Jombang juga akan berpentas dan memberikan kursus tari di Festival Darwin serta tampil di Festival OzAsia di Adelaide.

Sedangkan Hartati kerap pentasnya mengeksplorasi keindahan dan bahasa tubuh wanita. Hartati telah berpentas dan mempersembahkan karyanya secara luas di Indonesia dan telah bekerja sama sebagai penata tari dengan artis dari segala penjuru dunia.

Pentas kelompok tari kontemporer Indonesia di Brisbane Powerhouse didanai oleh Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia. Informasi lebih lanjut tentang program Lembaga Australia-Indonesia untuk mendukung kerja sama dan kolaborasi bilateral dalam bidang seni dan budaya tersedia di http://www.dfat.gov.au/aii.

Kedutaan Besar Australia juga menyumbang dana untuk pembangunan kembali studio latihan Yayasan Nan Jombang dan Pusat Kebudayaan Padang yang hancur akibat gempa bumi Padang pada September tahun lalu.(T.Ad/dry)

Sumber : http://www.bipnewsroom.info
Tinggalkan komentar anda tentang Tarian Kreasi Baru Indonesia Tampil Di Festival Brisbane

Informasi terbaru Naskah Obat-obatan Melayu Kuno Raib
TEMPO Interaktif, Riau - Beragam jenis naskah obat-obatan Melayu kuno berpindah tangan ke sejumlah negara, terutama Malaysia, Singapura dan Inggris. Ini menjadi ancaman serius bagi punahnya ilmu pengetahuan dan pengobatan berbasis alami (herbal) dan tradisionil Melayu. Ironinya, Pemerintah Propinsi Riau kesulitan dalam memperoleh salinan atau duplikat atas naskah pengobatan kuno Melayu itu.

“Naskah obat obat Melayu sudah hilang semua. Dari sekitar dua tahun riset yang kita lakukan, hampir seluruh naskah naskah kuno pengobatan Melayu itu berada di luar negeri, terutama di Inggris, Malaysia dan Singapura. Tidak sedikit naskah itu berada di Leiden Belanda.,” ujar Pengelola Museum Sang Nila Utama Riau, Yoserizal Zen, di Pekanbaru, Jumat (17/9)..

Yoserizal menyebut, dari inventarisir dan riset yang dilakukan Museum Sang Nila Utama, diketahui sedikitnya 300-an naskah naskah pengobatan kuno, yang berisi ribuan jenis dan pengetahuan obat obatan Melayu Riau berada di Malaysia dan Singapura. Puluhan naskah lainnya, berada di London Inggris dan Leiden, Belanda. .

“Jangankan memperoleh naskah kembali ke Riau, memperoleh salinan saja sangat sulit. Ini hendaknya menjadi perhatian pemerintah pusat,” tambah Yoserizal.

Dari data dan Riset yang dilakukan Museum Sang Nila, berbagai resep obat tadisional itu kini menjadi salah satu pedoman pengembangan sejumlah obat-obatan herbal, yang justru kemudian dijual ke Indonesia, termasuk Riau.Obat itu antara lain, obat dedaunan hutan Sakai, penggunaan akar-akaran kayu dan alang-alang Talang Mamak, resep obat penyakit syaraf dan penyakit dalam tradisi Melayu.

“Kita menyakini naskah naskah kuno itu menjadi salah satu basis pengembangan pengobatan herbal dunia,” ujarYoserizal Zen.

Beragam obat berbasis herbal impor ini saat ini memang laris manis beredar di Riau. Sejumlah distributor obat-obatan berbasis herbal ini menyebut, saat ini herbalis menjadi tren di Riau. “Indonesia termasuk Riau, menjadi salah satu pasar bagi beragam jenis herbal import berbasis tumbuhan dan tanaman tropis. Umumnya kami datangkan dari Singapura, Amerika, Inggris, termasuk Malaysia, “ ujar Hadianto PS, importir berbagai obat dan suplemen herbal Kukurma dan Aloe Vera di Pekanbaru.

”Kami mengimpor dari Singapura dan Amerika. Beragam obat dan suplemen herbal impor berbasis tumbuhan Indonesia, seperti Noni, menjadi andalan distribusi kami, “ ujar Eriatman Sahita dari agen distributor Soho. (Jupernalis Samosir)

Sumber : http://www.tempointeraktif.com
Tinggalkan komentar anda tentang Naskah Obat-obatan Melayu Kuno Raib

Informasi terbaru Tari Zapin dan Kain Tenun Pukau Penonton di Swiss
BERN - Tari Zapin Rapai Geleng, tari tradisional asal Aceh Selatan, yang dibawakan oleh 16 penari anggota grup Cinta Nusantara (Citra), mendapat tepuk tangan meriah dari 350 undangan pada Resepsi dan Pagelaran Budaya “The Heritage of Indonesia”, Kamis (21/10/2010) malam.

Acara yang digelar dalam rangka HUT ke-65 Kemerdekaan Indonesia tersebut terselenggara atas kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern, Verein Indonesia Schweiz (VIS), dan Grup CITRA binaan Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Tamu undangan yang terdiri atas unsur korps diplomatik, pejabat pemerintah, kalangan pengusaha, akademisi, pers dan media, biro perjalanan, dan friends of Indonesia, memadati aula Hotel National, Bern, Swiss.

Siaran pers dari KBRI Bern Swiss yang dikirim ke Surya, Sabtu (23/10), menjelaskan bahwa pagelaran budaya “The Heritage of Indonesia” ini ditujukan untuk mempromosikan keragaman seni dan budaya Indonesia, khususnya di Swiss, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisman asal Swiss.

Sekitar 48 artis muda asal Indonesia membawakan berbagai macam tari tradisional, di antaranya tari Nandak Ganjen asal DKI Jakarta, tari Topeng asal Jawa Barat, tari Zapin asal Sumatera, tari Piring asal Sumatera Barat, tari Jaipong asal Jawa Barat, dan ditutup dengan tari Zapin Rapai Geleng dari Aceh Selatan, yang menjadi favorit para tamu undangan. Para undangan juga menyaksikan fashion show kain Tenun dan presentasi pembuatan kain Tenun asal Nusa Tenggara Timur.

Pagelaran budaya “The Heritage of Indonesia” merupakan sepotong gambaran dari keragaman dan keindahan budaya Indonesia. Acara diawali dengan resepsi, di mana para tamu dijamu dengan hidangan khas Indonesia, seperti sate ayam, nasi goreng, mie goreng, dan rempeyek. Acara dilanjutkan dengan pemutaran film promosi budaya dan pariwisata Indonesia.

Sambutan Dubes

Duta Besar (Dubes) RI untuk Swiss, Djoko Susilo, memberikan kata sambutan pada acara tersebut. Dia antara lain menjelaskan kepada para tamu seputar keindahan alam dan keragaman seni dan budaya Indonesia, serta mengajak para tamu untuk mengunjungi Indonesia agar dapat menyaksikan secara langsung keragaman seni dan budaya tersebut.

Lebih lanjut, para tamu juga dihibur dengan penampilan dari Daeng Udjo, yang membawakan lagu-lagu tradisional dan internasional, seperti Bohemian Rapsody, dan Keroncong Kemayoran, dengan diiringi alunan musik angklung. Selanjutnya, Daeng Udjo mengajak para tamu untuk ikut memainkan angklung dan mengiringi mereka dalam memainkan beberapa lagu populer.

Para tamu yang hadir menyatakan sangat terpukau dan kagum akan keindahan seni budaya Indonesia, yang cuplikannya mereka saksikan pada pagelaran budaya “The Heritage of Indonesia” di Bern, Swiss. Pagelaran budaya “The Heritage of Indonesia” ini juga digelar di Basel, Sabtu (23/10) malam.
Tinggalkan komentar anda tentang Tari Zapin dan Kain Tenun Pukau Penonton di Swiss

Informasi terbaru Pesta Danau Toba Hidupkan Budaya Batak
SIMALUNGUN, - Pesta Danau Toba menjadi sarana menghidupkan kembali dan pencerahan berbagai tradisi Batak yang mulai dilupakan. Sejumlah pihak berharap Pesta Danau Toba menjadi ajang promosi pariwisata di Sumatera Utara, terutama di sekitar Danau Toba.

Hal itu disampaikan oleh panitia dan pejabat dalam acara pembukaan Pesta Danau Toba di Parapat, Simalungun, Rabu (20/10/2010). Pembukaan acara dihadiri Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar dan Wakil Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho.

”Pesta Danau Toba menampilkan seluruh budaya yang ada di Batak. Kami ingin agar semua kebudayaan dan tradisi, begitu pula Danau Toba, tetap lestari,” kata Ketua Panitia Pesta Danau Toba, Perlindungan Purba.

Purba menyatakan, Pesta Danau Toba juga diwarnai berbagai gerakan ramah lingkungan, seperti pembersihan Danau Toba dari sampah, penanaman pohon, pemilihan desa ramah lingkungan, dan pemilihan WC terbersih.

Ia berharap, acara yang mengambil tema ”The Renaissance of Lake Toba” dapat mengangkat nama masyarakat Sumut, khususnya masyarakat Batak.

Hal senada dikatakan sesepuh masyarakat Batak, Cosmas Batubara. Dia memaparkan, perkembangan kependudukan menunjukkan, 60 persen dari warga Indonesia akan tinggal di perkotaan. Kondisi ini sangat rawan bagi keberadaan budaya lokal karena gempuran budaya luar.

”Saya berharap Pesta Danau Toba menjadi penyeimbang terhadap budaya luar sehingga budaya lokal tetap lestari,” kata mantan Menteri Perumahan Rakyat itu.

Dia melanjutkan, banyak generasi muda Batak tak lagi tertarik dengan kebudayaan nenek moyang. Banyak anak muda tidak paham lagi tradisi, sementara bangsa lain tertarik mendalami. (MHF/HAN)

Sumber : http://travel.kompas.com
Tinggalkan komentar anda tentang Pesta Danau Toba Hidupkan Budaya Batak

Informasi terbaru Seni Budaya Pererat Hubungan Diplomatik
YOGYAKARTA, -Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel mengatakan pertukaran misi kesenian dan budaya memainkan peran penting untuk mempererat hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia.

"Hubungan diplomatik antara kedua negara akan semakin erat jika kedua pihak saling mengerti karakter masing-masing, seni dan budaya akan membantu Amerika Serikat dan Indonesia untuk saling mengerti karakter satu sama lain," katanya di sela-sela kunjungan di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Yogyakarta, Kamis.

Ia mengatakan pertukaran misi kesenian dan budaya akan membantu Indonesia untuk lebih mengerti Amerika Serikat, begitu juga sebaliknya.

"Oleh karena itu, Yogyakarta yang merupakan kota budaya di Indonesia menjadi kota pertama yang saya kunjungi setelah saya diangkat menjadi duta besar untuk Indonesia," katanya.

Menurut dia, dirinya mengunjungi Yogyakarta hanya dua hari setelah secara resmi diterima oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono sebagai wakil dari Pemerintah Amerika Serikat di Indonesia.

"Selain itu, Yogyakarta juga merupakan kota pendidikan di Indonesia, kami akan mempererat kerja sama di bidang pendidikan dengan universitas-universitas di Indonesia, terutama di Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan kunjungannya ke Yogyakarta kali ini difokuskan untuk menjalin pembicaraan tentang pentingnya kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan.

"Kedutaan Besar Amerika Serikat akan mendorong universitas-universitas yang ada di Amerika Serikat untuk lebih aktif mengadakan program pertukaran pelajar dan pertukaran budaya ke Indonesia," katanya.

Selain mengunjungi kampus ISI Yogyakarta, Scot Marciel juga bertemu dengan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengunjungi Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Balai Yasa Yogyakarta.

Sumber : http://oase.kompas.com
Tinggalkan komentar anda tentang Seni Budaya Pererat Hubungan Diplomatik

Informasi terbaru Pelajar Asing Asyik Lukis Topeng Cirebon
Bandung - Sekitar 30 peserta Workshop Lukis Topeng Cirebon terlihat begitu antusias dan asyik melukis topengnya. Sesekali, mereka bertanya lalu memperhatikan arahan dari seniman topeng lukis Cirebon Ade Supriyadi.

Seperti itulah suasana Workshop Lukis Topeng Cirebon Pra Event Pasar Seni ITB 2010 yang dilakukan di Campus Center Barat ITB, Jalan Ganeca, Selasa (28/9/2010).

Dua orang pelajar asing yang sedang sekolah di Bandung yang mengikuti acara ini pun, terlihat sangat tertarik dengan budaya tradisional khas Jabar ini.

"I'm very interesting with traditional culture," ujar Eliza siswa asal USA, yang sedang sekolah di SMA 3 kelas 2, saat ditanya panitia kenapa dirinya mau mengikuti workshop tersebut.

Acara workshop ini diarahkan langsung oleh Ade Supriadi Pemilik Sanggar Kreasi Cipta di Cirebon yang bergerak di bidang pembuatan topeng lukis Cirebon. Dibuka oleh seniman dan juga dosen FSRD Tisna Sanjaya.

Sementara itu, Dilla (16) siswa kelas 2 SMA Taruna Bakti mengaku mengikuti acara tersebut karena tertarik dengan seni lukis. "Saya emang suka melukis. Ini baru pertama kali melukis topeng. Lumayan gampang-gampang susah juga," ujarnya sambil mewarnai topengnya.

Humas Pasar Seni ITB Maharani Mancanagara menuturkan, dibuatnya workshop lukis topeng Cirebon ini adalah untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional yang kini mulai terlupakan.

"Topeng lukis ini adalah bagian dari kesenian Jabar yang mulia terlupakan. Kita angkat lagi untuk kembali mengingatkan, sekaligus mengenang Mimi Rasinah (seniman tari topeng-red)," ujar Maharani.

Topeng yang sudah dilukis hari ini, akan dipakai saat pawai pra event dilakukan pada 1 Oktober mendatang. "Topeng-topeng yang dilukis hari ini akan dipakai saat konvoi yang dimulai dari kampus menuju Taman Cikapayang. Ada yang berjalan kaki, pakai sepeda, dan performing art lainnya. Ini dilakukan untuk menarik masyarakat untuk datang ke acara Pasar Seni ITB 2010. Jadi euforia-nya sudah kita rasakan," tutupnya. (tya/ern)

Sumber : http://bandung.detik.com
Tinggalkan komentar anda tentang Pelajar Asing Asyik Lukis Topeng Cirebon

Informasi terbaru Museum negeri Sumut siap direvitalisasi
MEDAN - Museum Negeri Sumatera Utara siap direvitalisasi untuk mendukung Gerakan Nasional Cinta Museum 2010-2014 yang salah satu momentum awalnya berupa Tahun Kunjungan Museum 2010.

Direktur Museum Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Intan Mardiana, mengatakan program revitalisasi tersebut merupakan program memvitalkan kembali fasilitas yang sudah ada atau hanya memperbaiki.

"Program tersebut dilakukan di Museum Negeri Sumut karena mereka telah siap dengan perubahan yang nantinya dapat meningkatkan citra museum, meningkatkan kualitas fisik dan pelayanan museum sehingga minat kunjungan masyarakat semakin tinggi," katanya, tadi pagi.

Adapun bentuk revitalisasi yang dilakukan terdiri dari enam aspek, yakni aspek fisik, manajemen, program, pencitraan, kebijakan serta jejaring.

Diakuinya, aspek yang sudah terlaksana adalah aspek fisik yang telah dilakukan pada tahun ini. "Kita telah melakukan pembenahan dalam bentuk fisik yakni perbaikan di sebagian ruangan museum dan ke depannya aspek lainnya akan dilakukan secara bertahap," ujarnya.

Intan menjelaskan, revitalisasi itu bertujuan untuk bisa membangkitkan museum Indonesia bahwa untuk melestarikan budaya bangsa yang beraneka ragam tidaklah mudah, karena dibutuhkan jati diri dan kesadaran dalam diri sendiri.

"Karena kesadaran itu masih sulit didapat, maka pemerintah daerah setempat agar turut membantu program-program museum yang ada, guna meningkatkan kualitasnya," jelasnya.

Selain pembenahan dari segi fisik, katanya, pihak museum sendiri perlu melakukan berbagai macam kegiatan guna menarik minat masyarakat untuk berkunjung, seperti Pameran Islam Dalam Budaya Sumatera yang diikuti delapan museum negeri di Sumatera pada 4 Oktober-4 November 2010.

Melalui pameran bersama ini, warisan budaya Islam seperti arsitektur, aksara dan sastra, karya seni serta mata uang dapat mencerminkan kebudayaan Sumatera dalam perspektif Islam, sehingga masyarakat dapat belajar dari pengalaman di masa lalu yang memberikan makna dan bermanfaat bagi masa kini sekaligus menjembatani masa depan, katanya.

Sementara itu, kepala Museum Negeri Sumut, Sri Hartini, mengakui revitalisasi tersebut cukup membantu meningkatkan kembali citra museum agar pengunjung lebih tertarik untuk datang.

"Pembenahan yang telah dilakukan berupa perbaikan ruangan yang ada di lantai dua, yang dekorasinya dibuat lebih menarik dan beberapa fasilitas alat pendingin ruangan agar pengunjung dapat merasa nyaman," ujarnya.

Sumber : http://www.waspada.co.id
Tinggalkan komentar anda tentang Museum negeri Sumut siap direvitalisasi

Informasi terbaru Museum Batak Koleksi Kuno Peninggalan Suku Batak
TOBA SAMOSIR--MICOM: Museum Batak TB Silalahi Center, di Desa Pagarbatu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, menyimpan sebanyak 168 jenis benda kuno bersejarah, peninggalan nenek moyang suku Batak.

"Benda tersebut disimpan dan dirawat dalam bangunan seluas 2.900 meter persegi yang merupakan perpaduan unsur arsitek modern dan desain tradisional Batak, sesuai fungsinya untuk melestarikan benda-benda budaya peninggalan sejarah," ujar Ketua TB Silalahi Center, Masrina Silalahi, Senin (11/10) di Balige, Toba Samosir.

Ia mengatakan, sesuai harapan TB Silalahi, museum ini bukan berarti untuk kepentingan pribadinya tapi milik seluruh etnis Batak, yang dapat memperlihatkan sejarah, budaya, dan jadi diri masyarakat Batak.

Untuk itu, Masrina mengimbau, seandainya ada masyarakat yang memiliki benda bernilai sejarah, agar secara bersama menjaga dan merawatnya dengan menyimpannya dalam museum.

Kepemilikannya, tetap atas keluarga yang menyerahkan. Museum hanya merawat dan melestarikannya. "Sebagai etnis keturunan Batak, kita patut merasa bangga memiliki museum ini, "ujarnya.

Makna kehadiran museum, kata Masrina, memiliki latar belakang sejarah atas suatu identitas etnis yang unik, serta perspektif idealisme untuk harapan dan cita-cita yang luhur ke depan, dalam suatu lingkungan masyarakat bangsa yang sangat plural.

Sekarang ini, kata dia lagi, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan, terkait rencana peresmian museum, yang diperkirakan akan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, bulan Desember mendatang.

Masrina menjelaskan, untuk membantu persiapan peresmian, tim dari Direktorat Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan berbagai petunjuk teknis, sesuai program pemerintah dalam gerakan nasional cinta museum, untuk merevitalisasi seluruh museum di Indonesia.

"Pemerintah pusat memberikan dana stimulan bagi beberapa museum yang dianggap memenuhi kriteria yang ditentukan. Salah satu museum yang menerima bantuan, termasuk museum Batak ini," sebutnya.

Ditambahkannya, hal tersebut sebagai bentuk penghargaan dan wujud kepedulian pemerintah, terhadap upaya yang dilakukan badan atau lembaga non pemerintah dalam pelestarian budaya. (Ant/cs/OL-4)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com
Tinggalkan komentar anda tentang Museum Batak Koleksi Kuno Peninggalan Suku Batak

Informasi terbaru Aksi Gemulai Tangan Penari Pakkarena di Atas Sampan
MENYAKSIKAN pertunjukan tarian tradisional mungkin sudah biasa di mata Anda. Namun, pementasan tarian yang satu ini sungguh unik karena dilakukan di atas sampan.

Pemandangan itulah yang terlihat di Pantai Losari Makassar, Minggu (10/10) lalu. Sebanyak 100 penari berpakaian adat Bugis Makassar (baju bodo) mempertontonkan salah satu tari tradisional yang cukup sakral di daerah ini.

Agar gerak tarian terlihat sempurna, kipas berwarna cantik pun tak boleh lepas dari jari-jemari tangan para penari, yang notabene masih duduk di bangku kuliah di Fakultas Seni dan Design Universitas Negeri Makassar. Mereka pun menari tidak di tempat pada umumnya, melainkan di atas sampan atau biasa disebut Lepa-lepa.

Mereka mengiringi irama kecapi dan pukulan gendang yang menjadi musik pengiring tarian tersebut dengan khidmat. Lepa-lepa yang membawanya bergerak dari arah tengah laut dan merapat ke arah anjungan Pantai Losari Makassar.

Di dermaga, puluhan penari Pakkarena menyempurnakan setiap gerak tari yang hanya dibawakan di hadapan keluarga kerajaan di masa lalu. Dengan gerakan nan gemulai, mereka mempertontonkan tarian itu di hadapan ribuan pengunjung yang sengaja datang menyaksikan acara tersebut.

Temaram senja pun perlahan turun meninggalkan siluet indah pada setiap gerakan penari di dermaga dan di atas perahu. Di mana Pantai Losari sudah dikenal dengan pemandangan sunset-nya (matahari tenggelam).

Acara yang dikemas dalam kegiatan bertajuk “Makassar Art Momen” 2010 ini dilaksanakan sebagai rangkaian peringatan ulang tahun Kota Makassar ke-403.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin yang membuka acara mengaku bangga dengan kegiatan itu. Pasalnya, kegiatan ini pertama kali dilakukan sejak terciptanya Tari Pakkarena.

"Peristiwa ini menjadi catatan penting dan sejarah tak terlupakan. Ini juga mendorong kreativitas para generasi muda untuk terus berkarya, "imbuhnya.

Menurut Ilham, menghidupkan warisan budaya leluhur sangat diperlukan di era saat ini. Hal itu, kata dia, dapat menciptakan karakter Makassar Kota Dunia yang telah menjadi visi Makassar.

Senada pernyataan wali kota, Rektor UNM Prof. Arismunandar mengemukakan pentingnya mengejawantahkan fungsi trilogi perguruan tinggi pengabdian pada masyarakat. Menurutnya, persembahan Tari Pakkarena itu salah satu upaya optimalisasi kreativitas generasi muda.

Rangkaian “Makassar Art Momen” tak hanya berhenti di sini saja. Prosesi Tari Kolosal Pakkarena menjadi pembuka kegiatan yang akan berlangsung hingga Kamis 14 Oktober mendatang. Pagelaran seni, pameran lukisan, seni pertunjukan masuk pula dalam rangkaian acara tersebut. Tak ketinggalan, beberapa seniman asal Australia dan Chekoslovakia pun turut terlibat dalam acara lanjutan yang digelar di Fort Rotterdam. (tty)

Sumber : http://lifestyle.okezone.com
Tinggalkan komentar anda tentang Aksi Gemulai Tangan Penari Pakkarena di Atas Sampan

Informasi terbaru Bahasa Gaul Ancam Bahasa Indonesia
Jakarta, Perkembangan zaman dan teknologi informasi telah menggiring kaum muda untuk berkomunikasi dengan caranya sendiri, hingga bisa mengancam bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia yang baik dan benar pun jadi korbannya dan kalau mau menggunakan bahasa Indonesia total saja. Jangan dicampur dengan bahasa rekaan sendiri atas nama bahasa gaul," kata Ketua Program Studi Indonesia Universitas Indonesia, Maria Josephine Mantik, di Jakarta, Sabtu (9/10).

Dijelaskan Maria, bahasa Indonesia adalah identias bangsa, karenanya tidak pantas perkembangan zaman dan perubahan teknologi komunikasi menggerusnya. Terlebih dasarnya hanya, atas dasar pergaulan.

Pergeseran itu tampak di kalangan remaja, utamanya saat mengirim pesan singkat via telepon seluuler atau berkomunikasi di dunia maya melalui akun Facebook.

Salah satu contoh bahasa komunikasi mereka yang dikatakan bahasa gaul adalah dengan menyingkat huruf dengan angka dalam sebuah kata.

Sebagai contoh kata Maria, "9ax aneh kok ay..slmet ya mo9a lan99eng. amHIen". Kalimat itu artinya, "nggak aneh kok Ay,selamat ya semoga langgeng. Amin."

Bahasa gaul atau yang kerap disebut bahasa "alay", menurut Maria, baik. Asal dikendalikan, jangan kebablasan seperti sekarang ini, setiap saat mempergunakan bahasa gaul, tidak lagi melihat tempat dan momennya.

Untuk itulah diskusi ini digelar sebagai peringatan kepada anak muda untuk tidak terus menerus bercakap dengan bahasa gaul karena bahasa itu bisa merusak tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Menurut Maria, munculnya bahasa gaul terjadi karena dinamika kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi komunikasi yang pesat turut mendorong perkembangan bahasa. Ditambah lagi dengan kemunculan situs jejaring sosial di dunia maya.

Awal tahun 2000 kata Maria, menjadi titik penting,dikenalnya istilah bahasa gaul, terutama di kalangan anak muda.

Masyarakat pengguna media internet memanfaatkan bahasa gaul untuk berkomunikasi secara online. Akhirnya penggunaan bahasa gaul tumbuh dengan subur di dunia maya.

Bahasa gaul atau "alay" berkembang karena remaja atau anak muda ingin diakui statusnya di dalam pergaulan. Karena itulah, mereka rela mengubah gaya bicara, mimik, bahasa tulisan, bahkan sampai mengubah gaya berpakaiannya.

Untuk mengendalikan itu semua, peran orangtua, keluarga, pengajar, dan masyarakat sangat dibutuhkan. Jika tidak, penggunaan bahasa "alay" itu akan merusak penggunaan tata bahasa Indonesia dan bahasa lainnya," papar Maria.

Saat ini, tambah Maria, pengetahuan kaum muda, termasuk mahasiswa dalam penggunaan bahasa Indonesia sangat minim, ini diketahui saat mereka membuat makalah atau presentasi. Banyak mahasiswa yang tidak mengerti penggunaan tata bahasa Indonesia karena kerap menggunakan bahasa "alay" dalam percakapan sehari-hari.

Sementara itu pengamat komunikasiDian Budiargo menuturkan, penggunaan bahasa "alay" bisa menyebabkan pembentukkan pemahaman yang mengkristal di kaum muda. Hal ini dikhawatirkan akan merusak tatanan bahasa Indonesia.

"Seperti kata lu dan gue, jika dua kata itu digunakan antar teman tidak akan menjadi masalah. Namun jika digunakan pada acara formal, maka akan muncul anggapan rendahnya tingkat profesionalisme seseorang dalam suatu hubungan kerja," ujar Dian.

Untuk menghindari makin hilangnya pemahaman kaum muda dan masyarakat tentang bahasa Indonesia adalah perlunya ditanamkan kesadaran dan pemahaman membedakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai konteks," tutur Dian.

Dian mengimbau kepada masyarakat termasuk pendidik untuk menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang utama dan penting sebagai warga negara Indonesia.

"Di era global, penguasaan bahasa asing tetap diperlukan. Namun yang lebih penting adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Sehingga kekhawtairan kita akan buramnya penggunaan bahasa Indonesia di media digital yang dianggap tidak baik dan tidak benar tidak akan terjadi," terang Dian.

Sumber : http://www.gatra.com
Tinggalkan komentar anda tentang Bahasa Gaul Ancam Bahasa Indonesia

Informasi terbaru Warga Melayu Kalimantan Barat Gelar Silaturahim
PONTIANAK - Ratusan warga Melayu di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menghadiri acara silaturahim yang digelar di Rumah Adat Melayu Pontianak, Sabtu (2/10/2010).
Rata Penuh
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Chairil Effendi mengatakan, acara silaturahim tersebut merupakan ajang pertemuan antara sesama warga Melayu yang ada di Kalbar.

“Juga ajang pertemuan antara masyarakat Melayu di luar komunitas masyarakat Melayu,” kata Chairil Effendy disela-sela kegiatan, Sabtu.

Selain itu, kata Chairil, silaturahim itu untuk memperbaiki diri dan hubungan sosial dengan memperteguh dakwah “Ukhuwah Islamiyah”.

Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Melayu di Kalbar untuk tetap bersimpati, bersinergi satu sama lain agar tidak lagi ada ketimpangan sosial.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar Yusri Zainuddin mengatakan, dengan momentum silaturahim, diharapkan keluarga besar MABM Kalbar kiranya dapat memaknai dan mengambil hikmah Idul Fitri.

“Sehingga semangat persaudaraan dan kebersamaan yang telah terjalin di tengah-tengah masyarakat Kalbar dapat terus berlangsung dan ditingkatkan sehingga pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor,” ungkap Yusri.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar Thadeus Yus menilai, silaturahim yang digelar itu merupakan bentuk dari kekerabatan antarkelompok.

Dia berharap, kebersamaan antarkelompok di Kalbar tetap terpelihara. “Jangan lagi ada yang bersekat-sekat. Kelompok itu adalah internal tetapi diluar itu kita adalah universal,” ungkap Thadeus.

Thadeus menyambut baik silaturahim yang digelar MABM Kalbar tersebut untuk meningkatkan silaturahim antaretnis di provinsi itu.

Sumber : http://www.surya.co.id
Tinggalkan komentar anda tentang Warga Melayu Kalimantan Barat Gelar Silaturahim

Informasi terbaru Warga Melayu Kalimantan Barat Gelar Silaturahim
PONTIANAK - Ratusan warga Melayu di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menghadiri acara silaturahim yang digelar di Rumah Adat Melayu Pontianak, Sabtu (2/10/2010).
Rata Penuh
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Chairil Effendi mengatakan, acara silaturahim tersebut merupakan ajang pertemuan antara sesama warga Melayu yang ada di Kalbar.

“Juga ajang pertemuan antara masyarakat Melayu di luar komunitas masyarakat Melayu,” kata Chairil Effendy disela-sela kegiatan, Sabtu.

Selain itu, kata Chairil, silaturahim itu untuk memperbaiki diri dan hubungan sosial dengan memperteguh dakwah “Ukhuwah Islamiyah”.

Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Melayu di Kalbar untuk tetap bersimpati, bersinergi satu sama lain agar tidak lagi ada ketimpangan sosial.

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar Yusri Zainuddin mengatakan, dengan momentum silaturahim, diharapkan keluarga besar MABM Kalbar kiranya dapat memaknai dan mengambil hikmah Idul Fitri.

“Sehingga semangat persaudaraan dan kebersamaan yang telah terjalin di tengah-tengah masyarakat Kalbar dapat terus berlangsung dan ditingkatkan sehingga pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor,” ungkap Yusri.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar Thadeus Yus menilai, silaturahim yang digelar itu merupakan bentuk dari kekerabatan antarkelompok.

Dia berharap, kebersamaan antarkelompok di Kalbar tetap terpelihara. “Jangan lagi ada yang bersekat-sekat. Kelompok itu adalah internal tetapi diluar itu kita adalah universal,” ungkap Thadeus.

Thadeus menyambut baik silaturahim yang digelar MABM Kalbar tersebut untuk meningkatkan silaturahim antaretnis di provinsi itu.

Sumber : http://www.surya.co.id
Tinggalkan komentar anda tentang Warga Melayu Kalimantan Barat Gelar Silaturahim